pilihan

Selamat Datang

dimulakan dengan بسم الله الرحمن الرحيم, disudahi dengan الحمد لله

Kuliah VS Kerja

Huy guys,
Emm.. bingung mulai dari mana nih, hhe..
B
erdasar dari jumlah penduduk Indonesia yang telah mencapai 200juta penduduk, tidak dipungkiri lagi bahwa pemerataan dikalangan masyarakat sangatlah jauh berbeda. detik.com dalam salah satu tulisannya menyebutkan “...Kini di Indonesia jerat kemiskinan itu makin akut. Jumlah kemiskinan di Indonesia pada Maret 2009 saja mencapai 32,53 juta atau 14,15 persen [www.bps.go.id]. Kemiskinan tidak hanya terjadi di perdesaan tapi juga di kota-kota besar seperti di Jakarta.....

Kemiskinan juga tidak semata-mata persoalan ekonomi melainkan kemiskinan kultural dan struktural...” tampak jelas bahwa kekayaan alam yang melimpah tidak menunjang Indonesia menjadi kaya sampai ke rakyatnya.
          Melihat tulisan di atas, mungkin kita teringat dengan pribahasa yang menyatakan bahwa “Kemiskinan dekat dengan kebodohan”. Kuliah atau perkuliahan sebagai pencetak sarjana-sarjana, difungsikan sebagai media penumbuh SDM (sumber daya manusia) Indonesia. Diperkuliahan mahasiswa diberikan permasalahan untuk dianalisa kemudian diselesaikan sehingga memberikan solusi untuk permasalahan tersebut. Kendala yang mereka hadapi di perkuliahan sangat bervareasi seperti ; tugas, nilai, pengaturan jadwal, bahkan sampai sikap dosen, dsb. Pengembangan pola pikir menjadi proitas utama dalam kuliah, sedangkan berpikir tanpa beban dengan analisa menjadi dasar dalam perkuliahan. Sebagian besar mahasiswa bangga dengan statusnya sebagai “Mahasiswa”, tapi tidak sebagian besar diantaranya yang suka menjalani aktivitasnya sebagai mahasiswa.
          Biaya sekolah yang mahal, mengakibatkan tingkat putus sekolah yang tinggi menjadi fenomena biasa saat ini. Mahalnya biaya pendidikan membuat masyarakat miskin tidak dapat lagi menjangkau dunia sekolah atau pendidikan. Sementara anak-anak orang yang berduit bisa bersekolah di perguruan-perguruan tinggi mentereng dengan fasilitas lengkap. Jika ini yang terjadi sesungguhnya negara sudah melakukan "pemiskinan struktural" terhadap rakyatnya. Bagaimana seorang penjual jajanan bisa menyekolahkan ke 6 anaknya, sedangkan untuk makan pun pas-pasan. Yang dihadapi beliau bukan lagi analisa, tapi kelelahan fisik, pikiran dan beban keluarga. Pak subur disela-sela waktunya memberikan saya pengarahan tentang artikulasi bekerja, perlu diketahui beliau adalah pedagang jajanan tersebut, beliau mengatakan “selama 20tahun bapak berdagang banyak permasalahan yang bapak hadapi, tapi yang paling sering adalah resiko modal, karena kepakai untuk sehari-hari. Dalam diri bapak, bapak merasa sukses karena tidak menyusahkan orang lain kemudian untuk penghasilan alhamdulillah ada meskipun tak tentu yaa di pas-pasin ajalah, yang terpenting dalam bekerja adalah do’a, ikhtiar, istiqomah dan menyenanginya meskipun kadang jadi beban”.
Dengan mata berseri dan umur yang jauh dari kesan muda beliau masih menyimpan semangatnya untuk keluarga... maju terus pak! Sukses selalu =’)
          Nah,, dari beberapa cuplikan tulisan diatas, kalian bisa ngenilai sendiri deh mana jalan kalian! Maaauuu kuliah? Atooo kerja?...
Tapppiii dengan ketentuan harus SERIOUSLY, KEEP ISTIQOMAH, FOCUS, and SSPPPIIIRRIIIITTT!
Okeh makasih smoga bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar